JurnalForex.com – Di tengah gejolak ekonomi global dan dinamika kebijakan yang berubah-ubah, nilai tukar mata uang menjadi salah satu indikator penting yang mencerminkan kepercayaan pasar. Saat ini, sorotan tertuju pada Dolar Australia, yang mencatatkan pelemahan berturut-turut selama empat sesi perdagangan terakhir. Penurunan ini bukan tanpa sebab, melainkan dipicu oleh kombinasi dari data ekonomi domestik yang mengecewakan dan ketegangan geopolitik global, khususnya antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Dolar Australia Turun Akibat Data Belanja Modal yang Lemah
Tekanan utama terhadap Dolar Australia datang dari rilis data Belanja Modal Swasta (Private Capital Expenditure) untuk kuartal pertama 2025 yang mencatatkan penurunan sebesar 0,1%. Angka ini bertolak belakang dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan 0,5%. Data ini memberikan sinyal bahwa aktivitas investasi perusahaan-perusahaan di Australia masih lesu, menunjukkan kehati-hatian sektor bisnis terhadap prospek ekonomi ke depan.
Kondisi ini diperparah oleh sikap dovish Bank Sentral Australia (RBA), yang membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut jika kondisi ekonomi memburuk.
Gubernur RBA, Michele Bullock, menekankan bahwa meskipun inflasi mulai terkendali, risiko terhadap pertumbuhan ekonomi — terutama dari sisi perdagangan internasional — masih tinggi. Ini berarti pasar harus bersiap terhadap suku bunga yang lebih rendah, yang umumnya membuat mata uang menjadi kurang menarik bagi investor.
Sementara itu, hubungan perdagangan antara AS dan Tiongkok kembali memanas. Pemerintahan Trump dilaporkan menahan ekspor beberapa komponen strategis seperti mesin jet dan semikonduktor ke Tiongkok, sebagai tanggapan atas langkah pembatasan ekspor mineral penting dari pihak Beijing. Sebagai negara yang sangat tergantung pada ekspor ke Tiongkok, setiap gangguan dalam hubungan dagang China-AS bisa berdampak langsung pada Dolar Australia, mengingat eratnya hubungan ekonomi antara Australia dan Tiongkok.
Dolar Australia Turun Tertekan Penguatan Dolar AS Jelang Rilis PDB Q1
Tidak hanya faktor domestik, pelemahan Dolar Australia juga diperburuk oleh penguatan Dolar AS (USD). Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang utama, tercatat naik lebih dari 0,50% ke level 100,40. Penguatan ini sebagian besar dipicu oleh sentimen pasar menjelang rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal pertama, serta data inflasi dan klaim pengangguran.
Daftar Broker Forex
Daftar Market Kripto
Trading dan investasi adalah aktivitas yang mengandung risiko. Tidak ada jaminan bahwa kinerja di masa lalu akan terulang kembali di masa depan. Seluruh keputusan finansial berada di tangan Anda. Kami tidak dapat menjamin keuntungan ataupun mencegah kerugian.