Hal ini akhirnya bisa diambil kesimpulan bahwa trend pada time frame lebih besar seperti D1 bisa menjadi acuan utama, sedangkan time frame di bawahnya seperti H4 atau H1 dipakai untuk mengambil momen tepat untuk masuk market.
Sebagai contoh:
Apabila dalam time frame D1 sudah terbaca bahwa trend sedang naik, maka posisi terbaik untuk masuk market adalah ketika terjadi jenuh jual pada time frame H4 sehingga kita memperoleh harga yang lebih murah untuk kita beli dan akan naik mengikuti trend D1.
Kemudian banyak orang berdebat, mana time frame yang menentukan arah trend sebenarnya? apakah trend besar atau trend kecil?
Seperti analogi gambar di atas bahwa pergerakan pada time frame kecil akan mengikuti alur trend pada time frame yang lebih besar.
Pergerakan grafik warna biru berada di dalam grafik merah dan grafik merah berada di dalam grafik abu-abu.
Namun karena pembentukan candlestick time frame kecil lebih cepat daripada time frame besar, maka setiap tanda pembalikan arah oleh time frame yang lebih besar akan di dahululi oleh candlestick pada time frame kecil.
Maka akhirnya untuk melakukan trading biasanya membaca trend D1 dan mengambil eksekusi melalui time frame H1 atau H4.
Oke sobat jurnalforex.com, itu tadi gambaran singkat bagaimana kita memahami sebuah pergerakan arah trend baik itu pada time frame besar maupun timef rame yang lebih kecil.
Dengan mengetahui arah trend dengan benar, maka diharapkan kita tidak melalukan banyak kesalahan dalam trading karena sudah mengerti kapan waktu tepat untuk masuk market. Selamat belajar!
Daftar Broker Forex
Daftar Market Kripto
Trading dan investasi adalah aktivitas yang mengandung risiko. Tidak ada jaminan bahwa kinerja di masa lalu akan terulang kembali di masa depan. Seluruh keputusan finansial berada di tangan Anda. Kami tidak dapat menjamin keuntungan ataupun mencegah kerugian.

